Jumat, Juli 01, 2011

Raden Sirait Usung Akulturasi Budaya Lokal & Luar

SELALU ada celah menarik untuk memadukan unsur lokal dan luar dalam sebuah busana. Inspirasi itu pula yang menggelitik Raden Sirait dalam rancangan busananya untuk pergelaran akbar yang menandai perjalanan 5 tahun dirinya menekuni dunia rancang kebaya.

Kecintaannya pada kebaya melahirkan keinginan untuk mengeksplorasi busana khas Indonesia tersebut. Dari sana, Raden Sirait kemudian menuangkan kecintaannya lewat sebuah konsep bertema “Kebaya For The World” yang telah ditekuninya selama 5 tahun. Raden memang bisa dibilang pendatang baru di dunia rancang kebaya, namun sebenarnya jebolan IPB ini telah menjajaki dunia fesyen selama 15 tahun lamanya. Guna menandai perjalanannya tersebut, khususnya di dunia rancang kebaya, Raden Sirait pun mengelar perhelatan akbar bertajuk “Kebaya For The World: Journey of Love: Lima Tahun Cinta Raden Sirait untuk Kebaya" yang digelar pada Kamis, 30 Maret 2011.

Raden Sirait yang khas dengan desain kebaya yang asimetris tersebut bakal mengetengahkan tak kurang dari 155 busana yang terbagi dalam 15 sekuel dalam pergelaran yang bakal diselenggarakan di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki.

“Tujuh sekuel di antaranya akan menampilkan koleksi yang mewakili busana lama, sementara 8 sekuel berikutnya menghadirkan koleksi terbaru,” ujar Raden Sirait yang dihubungi okezone melalui telepon selulernya, Rabu (30/3/2011).

Uniknya, pergelaran yang bakal berlangsung selama 2,5 jam tersebut akan menyuguhkan budaya teatrikal di mana sekitar 150 model lebih terlibat di dalamnya. Keunikan lainnya terletak pada desain yang disuguhkan Raden Sirait. Mantan karyawan marketing di sebuah perbankan nasional ini mengatakan, sajian akulturasi budaya Indonesia dan dunia akan menjadi nilai menarik yang bakal disuguhkan dalam pagelaran tersebut.

“Pergelaran ini akan sangat berbeda dengan yang sudah digelar sebelumnya. Dari perjalanan keliling dunia yang saya lakukan sejak lama, saya mengumpulkan material unik dari Nepal, India, China, Korea, dan berbagai negara lainnya,” ungkap Raden yang tahun lalu fokus melakukan perjalanan selama 103 hari tersebut.

Meski memakai sebagian material dari berbagai belahan dunia, Raden tetap mengedepankan unsur Indonesia dalam rancangannya.

“Semuanya tetap kental dengan nafas Indonesia. Hanya sekitar 10-20 persen saja saya memasukkan unsur dunia secara global. Rancangan saya kali ini akan lebih bermain dengan detail di bagian pundak, serta banyak bermain dengan penggunaan aplikasi aksesori,” tutupnya.
(tty)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar